Jumat, 24 Agustus 2007

Hapuskan "Jale"!.Praktek "Jale" Rendahkan Wartawan

Jurnalis pasti akrab dengan istilah "jale", alias "jelas". Istilah ini identik dengan praktek amplop, pastinya duit didalam amplop yang sering dibagi-bagikan oleh narasumber kepada wartawan. Praktek seperti ini lumrah terjadi dikalangan wartawan. Katanya sudah membudaya sejak zaman orde baru dulu. Bahkan seperti sudah menjadi kewajiban bagi para staf humas instansi pemerintah dan swasta untuk membagi-bagikan "jale" setelah konferensi pers. Para wartawan pun merasa "jale" itu adalah benefit yang mereka dapat dalam menjalankan profesi jurnalis. "Jale" alias amplop jelas melanggar kode etik jurnalisme. Butir kelima Kode Etik wartawan Indonesia jelas-jelas menjelaskan bahwa wartawan Indonesia tidak menerima suap, dan tidak menyalahkan profesi. Tapi tampaknya banyak wartawan yang cuek dengan kode etik ini. Berbagai alasan yang dilontarkan mereka. Gaji kecil dijadikan alasan untuk mengesahkan paraktek "jale" ini. Di lain pihak praktek "jale" ini menyuburkan wartawan bodrex alias wartawan gadungan yang bermodalkan kartu pers mereka akan berbondong-bondong mendatangi konferensi pers untuk mendapatkan "jale". Akibat "jale" ini banyak tanggapan miring atas profesi wartrawan. Ada yang bilang "menghandle" wartawan sulit karena mereka kerap berbondong-bondong dan memaksa staf humas untuk mengeluarkan "jale". Ada yang bilang wartawan bakal tak mau datang kalau konferensi pers tak ada "jale"-nya. Bahkan ada yang dengan keras nemuding wartawan itu hobbynya minta duit. Tak jarang wartawan yang mengharamkan jale seperti saya ini juga ikut-ikutan merasakan dampak buruk kebiasaan "jale" ini. Misalnya, ketika kita sedang liputan khusus ke perusahaan swasta, para staf perusahaan itu pasti curiga dengan kita, karena dikiranya saya adalah wartawan yang menghadap ke bos mereka untuk minta duit. Yang paling mengesalkan saya juga pernah tak bisa masuk ke salah satu acara instansi pemerintah karena kalah duluan dari segerombolan wartawan bodrex yang mengambil seluruh jatah ID khusus untuki masuk ke acara itu. Pastinya wartawan bodrex itu dengtan semangat pasukan bodrex berusaha masuk ke acara itu demi "jale", what else!. Akibatnya saya batal mewawancarai pak Menteri. Ini semua gara-gara "jale". Pokoknya makhluk bernama "jale" ini buruk sekali dampaknya, dan harus dihapuskan!. Kalau tidak, citra wartawan akan jelek!. Saya usul bagaimana, kalau praktek suap menyuap wartawan ini dimasukkan dalam pasal penyuapan pada revisi UU tindak pidana korupsi. Larang semua bentuk gratifikasi kepada wartawan. Pastinya, larang seluruh instansi pemerintah, swasta dan seluruh narasumber untuk memberikan segala bentuk gratifikasi kepada wartawan. Karena diindikasikan juga praktek "jale" ini juga menjadi ladang subur bagi para staf humas untuk "bermain". Pantas saja beberapa humas pemerintah memelihara wartawan bodrex.

reporter dibayar RP.15.000/berita

Kemarin, saya bertemu teman lama yang kini menjadi reporter di sebuah radio terkenal di Jakarta.Karena sudah lama tak bertemu banyak bahan obrolan yang dibicarakan. Kemudian iseng-iseng saya menanyakan soal gaji yang ia terima di radio itu. Saya menanyakan itu tanpa sungkan-sungkan karena dulu saya cukup berteman akrab dengan dia. Alangkah kagetnya saya ketika dia bilang dia hanya dibayar Rp.15.000,-/ berita. Hanya segitukah seorang reporter dihargai? Kegelisahan ini kemudian saya bawa sampai ke rumah. Di rumah saya iseng-iseng menghitung penghasilan dia sebulan. teman saya itu bilang, di radio itu setiap hari ia minimal harus dapat tiga berita. Saya kemudian menghitung jika dia setiap hari dirata-ratakan mendapat tiga berita berarti sehari dia dibayar Rp.45.000,- . Rp.45.000,- X 20 hari kerja, berarti setiap bulan dia hanya mendapat Rp.900.000,- /bulan. Uang sebesar itu bagi reporter bujangan saja sangat tidak memadai. Saya bisa mengatakan itu, karena saya dulu pernah bekerja sebagai reporter yang hanya digaji Rp 1.200.000,-. Uang sebesar itu bagi saya sangat tak memadai. bagaimana pula dengan teman saya yang hanya dibayar Rp 900.000,- /bulan, sementara dia mempunyai 4 orang anak, bahkan istrinya hanya ibu rumah tangga. Entah bagaimana dia harus menutupi kekurangan dari penghasilannya yang minim itu. Dan parahnya lagi, bagaimana pula jika suatu saat ia sakit sehingga terpaksa tak kerja. Bagaimana keluarganya harus dibiayai, karena teman saya ini hanya bisa mendapat uang kalau dia menyetor berita yang hanya dihargai Rp.15.000,-/ berita. Bagi saya, yang lebih sedih lagi adalah, karya intelektual seorang wartawan hanya dihargai sebesar Rp.15.000,- . Bayangkan saja, seorang wartawan floating seperti teman saya itu harus mengejar berita dari satu tempat ke tempat lain. Dia harus mengeluarkan ongkos transport untuk mencapai tujuan. Belum lagi uang untuk beli makan dan minuman ketika bekerja. Media radio itu tampaknya tak menghargai hasil karya si reporter yang harus bertungkus lumus dan juga harus menguras otak untuk membuat karya jurnalistik itu. semua itu hanya dibayar Rp.15.000,- hanya lima belas ribu perak coooy bayangkan seorang wartawan di Jakarta hanya dibayar lima belas ribu perak per berita. Ini bagi saya KEJAM SEKALI!!, KEJAM SEKALI!!!. harus ada yang bertindak untuk menaikkan penghasilan para kontributor radio seperti teman saya itu. Bagi teman-teman yang bekerja di radio itu,harus punya keberanian mendobrak manajemen untuk mempertimbangkan kenaikan gaji para kontributor itu. terus terang saya rasanya mau menangis mendengar pengakuan teman saya yang hanya dibayar Rp.15.000,-/ berita.Uang sebesar itu bahkan tak cukup untuk tiga kali naik bis AC.

-Rezki Hasibuan-

July 09, 2007 | Permalink | Comments (0)

SMASH THE RICH

Setiap hari gue sering melihat jurang kesenjangan sosial yang makin lama menganga makin lebar. Di Indonesia ini lengkap coooy!. Ada yang bisa koleksi Ferrari tetapi ada juga yang makannya cuma sekali sehari. Ada yang gampang banget sekolah di luar negeri, tapi ada yang tak lulus SD. Ada yang gampang masuk kerja karena hidupnya sempurna, ada yang susah banget dapat kerja karena dianggap tak menarik, padahal kemauan kerjanya tinggi. gue kadang berpikir, kenapa yang berlebihan itu tak mau legawa memberikan kelebihannya kepaa orang lain yang susah. Gue beberapa kali baca perbincangan para foreigners soal Indonesia. Sumpah, mereka masih menganggap Indonesia itu indah, kecuali satu hal yaitu negara ini kesenjangan sosialnya tinggi. Di Cuba aja tingkat pengangguran bisa ditekan hingga o %, di Malaysia, kaum middle class adalah majority, yang miskin tinggal sedikit ( kalau lihat perkampungan kumuh di Malaysia maka bisa dipastikan itu rumah para TKI huehehehe). Kenapa kesenjangan sosial sangat tinggi dii Indonesia?. Karena pemerintah di negara ini membiarkan rakyatnya seperti di hutan rimba. tak ada yang dilindungi kecuali elo "kuat".

ya udah gue mo tidur deh, pusing siy mikirin ini, tetapi gue gak bisa lari dari kenyataan ini. Setiap gue jalan, gue selalu melihat kejanggalan ini, mobil mewah berseliweran, tapi di setiap lampu merah masih ada aja pengemis, seakan keanehan ini sudah menjadi biasa. ooooh my fuckin country, I really really hate you. I really really hate your culture, your system. only few things in Indonesia that I adore. Negara gue punya banyak daerah yang menyimpan pemandangan yang indah. Hewan beraneka ragam dan hutan yang Indah. Tapi semua itupun sudah terancam rusak oleh bangsat-bangsat yang cuma mikir duit!.

Sebuah usulan kemudian terbersit di benak gue. Bagaimana kalau negara ini membatasi kesempatan orang untuk menjadi kaya, tetapi membuka kesempatan seluas-luasnya bagi semua warga negara untuk hidup layak. bagaimana teknisnya, ya sudah suatu saat gue ada kesempatan untuk melemparkan gagasan ini secara detail kepada bapak bapak kita. Lagian khan gue jurnalis, yang selalu berada disekeliling bapak-bapak itu.

tapi yah itu mari kita kampanyekan. BATASI ORANG KAYA, BERI KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA BAGI SI MISKIN HIDUP LAYAK!

The Corruptor

ya know, all this stuff is evil. But I like to consume that, cuz it is nice always living in sin. I don't care if god burn me in hell, cuz evil is delicious, evil is good for my life. I bought a big maisonette in evil way, I bought a Masserati with devil in my evil head. I married the one I love with evil way. Even now I don't care about her, because I've so many bitches. Everyday I sunk my dick in every bitches evil pussies because I like to make them screaming like devil.

I bring so many evil in my pocket. I give it to my wife , I give it to my son, I give it to my friend, I give it to all my bitches, I give it to my slave, I give it to everyone who wants it. They turn to be like me, corrupt. I give them the culture of devil,corrupt. If you don't corrupt, you can't be like me.I 'm a stinking rich person in the world. no one can defeat me. I conquer the world with the thing so-cal Corrupt. no one can take me to the jail. because I can pay the judges and tell them do not condemn me and...., no one can kill me cuz I'm too rich. Even my body turn to be rotten and smell in the graveyard, I still alive in every people mind. I always haunted them to be a new corruptor, because I already gave 'em evils.

060914-68h-riz-the Corruptor

One step forward and you don't look back

one step to the new world
one step to the big responsibilites
one step to the better future
and, one step for the final monumental sacred ties

ikzer anadrev 060826

Dongeng Dari Negeri Sembahsimbol

Suatu waktu di Sembahsimbol hiduplah seorang pria bernama Toti. Ia adalah salah satu pria paling beruntung di negeri Sembahsimbol. Hidupnya berkecukupan, punya istri cantik dan seorang anak yang sehat. Toti adalah anak tunggal dari seorang pejabat tersohor bernama Antarsana. sejak kecil Toti hidup penuh kebahagiaan, tak pernah ia sedikitpun kekurangan. Ibu kandung Toti, Nursini semenjak kecil memberikan kasih sayang yang cukup kepada Toti. Ayah Toti, Antarsana juga memberikan apapun yang Toti mau.

Selepas tamat sekolah menengah, Toti ingin melanjutkan sekolahnya di negeri seberang. Toti yang gemar perangkat teknologi tinggi ini memilih untuk melanjutkan studi di Conquerico, negara yang sangat maju di seberang lautan Gogimori. Antarsana tentu saja mengabulkan permintaan Toti. Maka berangkatlah Toti ke Conquerico untuk melanjutkan studinya.

Lima tahun pun berlalu, Toti kembali pulang ke kampung halamannya. Ia ingin nmenerapkan ilmu yang diperolehnya dari Conquerico, tapi ia tak mau bekerja, melainkan membuka usaha sendiri. Toti berkata kepada ayahnya , "Aku tak mau bekerja dengan orang lain, aku tak bisa diperintah orang, aku mau buka usaha sendiri!". Ayahnya kemudian memberikan modal untuk buka usaha. Dengan bantuan ayahnya akhirnya Toti buka usaha yang berbasis pengembangan teknologi disemua sektor. Toti bukan hanya dapat bantuan modal, tetapi juga bantuan proyek dari ayahnya. Antarsana adalah orang yang sangat berpengaruh di Sembahsimbol. Sebagai tangan kanan Jendral Dosomuko sang penguasa Sembahsimbol, tak seorangpun yang bisa menolak permintaan Antarsana. proyek-proyek pengembangan teknologi negeri Sembahsimbol pun terus-terusan jatuh ke tangan Toti, perusahaan Toti kian berkembang pesat. Tapi perkembangan usaha itu tak dibarengi dengan perkembangan pemikiran Toti. Toti mulai malas-malasan, ia merasa apapun yang ia lakukan akan mendapat bantuan ayahnya. Toti lebih memilih untuk bersenang-senang ketimbang memikirkan perusahaannya. Ia lebih senang plesiran ketimbang datang ke kantornya. Ia berpikir semua usahanya bisa ditangani oleh para karyawannya. "Kalau ada problem pasti akan dibantu oleh ayah", pikir Toti.

Namun situasi dunia berubah, peristiwa besar menimpa Sembahsimbol. Jendral Dosomuko yang puluhan tahun menjadi diktator menakutkan di Sembahsimbol akhirnya dijatuhkan oleh kelompok oposisi. Jendral Dosomuko akhirnya dipenjara, seluruh hartanya disita. Antarsana juga mengalami nasib serupa, ia dipenjara karena terbukti melakukan korupsi. Perubahan drastis di Sembahsimbol ternyata berdampak pada perusahaan Toti. Kudeta besar-besaran menjatuhkan Dosomuko mengakibatkan kerusakan besar di Sembahsimbol. Rencana rehabilitasi kembali Sembahsimbol ternyata tak menolong usaha Toti. Ia yang selama ini mendapatkan proyek dari ayahnya ternyata tak bisa "beraksi" medapatkan pelanggan tanpa bantuan ayahnya. Toti tak pernah belajar melobby, Toti juga tak pernah tahu bagaimana trik mendapatkan tender dan bagaimana berpromosi. akhirnya Toti terus-terusan kalah dari kompetitornya. Toti ternyata juga tak bisa mengatur keuangan. Akhirnya ia bangkrut dan terlilit hutang.

Dua tahun sudah Dosomuko jatuh. Antarsana akhirnya meninggal di penjara karena sakit keras. Wafatnya Antarsana ini membuat Toti sangat terpukul. hidupnya semakin hancur. Toti akhirnya terperangkap dalam gaya hidup mabuk-mabukan. Istrinya minta cerai karena tak tahan dengan kelakukan Toti yang selalu main tangan. Sebenarnya Toti pernah berusaha untuk bangkit lagi dan memulai usaha. Ia pernah mencoba usaha buka warung makan, pernah juga buka usaha depot minuman ringan. Tapi Toti tak tekun menjalaninya, sebenarnya Toti gengsi menjalankan bisnis yang dia anggap "receh" itu. Toti juga pernah mencoba bekerja dengan orang lain, tetapi ia dipecat karena tak punya etos kerja yang baik. toti terus menumpang bersama ibunya. Setiap hari ia terus memaksa minta uang kepada ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Satu persatu harta benda peninggalan ayahnya dijual untuk mengongkosi gaya hidupnya yang mahal . Setiap ditanya kemana saja ia membelanjakan uangnya, Toti hanya berkata,"untuk melobby pejabat agar dapat proyek!". Tapi semuanya itu tak kunjung membuahkan hasil. Yang ada harta peninggalan Antarsana semakin berkurang.

Suatu hari Arbeisonit, adik Antarsana dari negeri Mutarkulit bertandang ke Sembahsimbol. Arbeisonit kemudian mengunjungi kakak iparnya Nursini. Betapa terkejutnya Arbeisonit melihat keadaan rumah peninggalan Antarsana yang nyaris kosong melompong. Nursini pun menceritakan seluruh kejadian yang menimpanya. Betapa marahnya Arbei mendengar cerita Nursini soal kelakuan Toti. Arbei kemudian bertemu Toti dan menasehati Toti. tapi apa yang didapat, Toti malah marah menjadi-jadi dan menuduh Arbei lancang mencampuri urusannya. Betapa terkejutnya toti menyadari ibunya juga tak mau lagi membantunya. Nursini mengatakan "ini saatnya aku memberi pelajaran untukmu!". Toti akhirnya angkat kaki dari rumah ayahnya. tapi dasar Toti culas, ia angkat kaki dari rumah ayahnya sembari membawa dua bongkah emas harta benda ayahnya, padahal itu adalah segelintir harta yang tersisa.

Nursini hanya bisa menangis melihat kelakuan anaknya. Kini Nursini tak punya apa-apalagi. Nursini bahkan tak bisa menjual rumahnya, karena surat-surat rumahnya juga diambil oleh Toti. Nursini kini terpaksa hidup sangat sederhana dengan mengandalkan uang pensiunan Antarsana yang tak seberapa.

sementara Toti..., entah dimana ia kini. Mudah-mudahan saja dengan kepergiannya, ia bisa menjadi orang yang independen, kita lihat saja nanti. To Be Continued


Ikzer Anadrev At Wartel Kompleks Deplu Ciledug 260606

KODRAT

Perbedaan bisa merajut benang warna menjadi indah
Perbedaan bisa kita rayakan menjadi sebuah keriaan
Ratusan ide berbeda yang bisa tercipta hal baru
Sebuah kodrat hadirnya makhluk hidup dari dua kelamin berbeda
Sebuah kodrat ciptaan Tuhan dengan macam-macam makhluk berbeda
Sebuah kodrat Tuhan menciptakan manusia dengan akal
Akal yang menghasilkan pemikiran yang bermacam-macam
bermacam-macam dengan sekian rupa perbedaan
Hidup berdampingan dengan perbedaan adalah kodrat
Kalau tak mau terima dengan kodratmu, kamu harus berpikir...
Mengapa Tuhan menciptakan makhluk yang berbeda-beda
Kalau Tuhan tak menghendaki perbedaan, dia tak akan menciptakan makhluk
Kalau tuhan tak menghendaki perbedaan maka dia akan berhenti mencipta setelah menciptakan Malaikat.....

Ikzer Anadrev at June 19th 2006 (kapan yah gue punya kekuatan cukup untuk memperbaiki kondisi lingkungan gue...)

MILISI KAYAK SILIT

Baca tulisan di milis milis
Bikin hati jadi miris
seribu sihir bertudung muslim
menggiring si miskin jadi sinis
si miskin sinis berbaris baris
memakai linggis membuka krisis
krisis terbuka jadi makin kritis
senjata ampuh kalimat pluralis
si miskin beringas bikin bergidik
dengan amarah semakin singit
obrak abrik demokrasi
si miskin papa jadi brutalis
jadi milisi kayak silit!!!!

Note : gue buat pantun ini teringat akan orang miskin yang dimobilisasi jadi milisi brutal oleh FPI, FBR dan ormas sejenisnya. Manusia dengan No Knowledge, miskin dan terdesak banyak di Indonesia ini. Mereka gampang digunakan karena keterdesakan ekonomi dan terbatasnya ilmu pengetahuan. Yang menjadi pertanyaan kemana aja kaum pro demokrasi selama ini, kenapa koq sedikit sekali yang mau menolong rakyat kecil. sejauh ini kerja kaum pro demokrasi cuma beronani, diskusi dengan teman-teman sejalannya, dan kemudian mengangkat diskusi kedai kopi itu ke beberapa media, sementara para pembungkam demokrasi sudah menggunakan kemiskinan sebagai senjata melawan demokrasi. How can they make changes in the whole society if they are only masturbation!! semoga lekas sembuh teman-temanku....

Cahaya Yang Tak Pernah Hilang

Jangan pernah kau lepas apa yang telah kau dapat", begitu katanya kepadaku
"Kau akan menyesal nanti, buat apa mengejar yang belum pasti, dan melepas yang sudah kau dapat", begitu lagi katanya
Kalimat itu selalu terngiang di telingaku, saat keraguan menghadang. Pesannya beberapa kali berhasil menyelamatkanku Ia adalah orang yang sangat berarti bagiku. Ia adalah pelita hatiku. Dia adalah yang telah pergi tapi masih membayang dihatiku.

"Biarlah dia terbang bagai layang-layang", begitu katanya ketika melepasku pergi. Ia percaya mengekang tak akan mencerahkan. DIa biarkan aku terbang kemanapun aku suka. Tapi ia tahu sayangku tetap kepadanya.

Ia memang lentera kami yang sejak dulu ia menerangi kami sekeluarga.
Cahayanya menaungi kami, membuat kami tenang dan terlindungi.

Teh hangat buatan dia terasa lebih hangat karena dibuat dengan resep cinta
Makanan buatannya terasa lebih gurih karena pakai bumbu kasih sayang
elusan tangannya selembut kapas karena dilakukan dengan jiwa keibuan

Mama, kini kau telah pergi. Aku tak akan pernah bisa merasakan elusanmu, nmenyeruput teh hangatmu, atau mengunyah kue buatanmu. Yang aku rasakan saat ini hanya pesan-pesanmu yang menjadi bekal hidupku.

Mama, aku harap kamu mendengar pintaku. tolong doakan aku ma. doakan aku agar bisa mempertahankan apa yang telah kucapai. ternyata lebih sulit mempertahankan daripada menggapai. Aku harap semua yang bisa kuraih hari ini terus berada sdalam genggamanku hingga akhir hayatku, aku harap tak ada yang harus aku ganti, justru aku sangat berharap apa yang aku capai hari ini bisa bertambah di kemudian hari.

Mama, doakan aku agar kuat menjalani cobaan yang mungkin akan aku hadapi..

Mama, Papa sedang sakit sekarang ini, ia tak bisa bangkit dari tempat tidurnya. Aku harap engkau mendo'akan dia juga yahhh...

Mama engkau lentera yang telah pergi, tetapi cahayamu masih menerangi kami..

ikzer anadrev at april 24 , 2006.

TOREHAN KEDUA

Apakah tak cukup sebentuk niat baik itu

Seorang troubadour menyampaikan kabar baik dari negeri yang jauh

Nun jauh disana tak bisa terlihat oleh mata

Tapi pasti terasa dihati.

Belum sempurna

Memang belum sempurna niat itu

Tapi ibarat bouraq dalam hikayat Isra’ Mi’raj

Ia bisa secepat kilat naik ke Sidratul Muntaha

Semua tergantung kesepakatan

Asalkan mau senasib sepenanggungan

Harap harap cemas

Tiada yang harus bertopang dagu

Tiada yang harus sesal kemudian

Ini kabar baik dari negeri jauh

Nun jauh disana tak bisa terlihat oleh mata

Tapi pasti terasa dihati.

Parade Coretan Sableng

Tukang kecap


Ocehan penjaja kecap di depan podium rakyat

Podium rakyatkah itu?. Bukan!, itu memang podium tukang kecap.

Podium tukang kecap untuk menjual kecap kecap beracun.

kecap!

Kecap!

Kuuuuueeeeeecaaaaaaaaaaappppp!!!

Kuoeeeecappppppp baaaaaaaaassssiiiiiiiii!!!

Hati-hati.. kecap basi bisa membuatmu miskin dan tertindassss!!




Sombong


Buang saja CD sample itu

Karya sampah tak berguna

Nggak usah diputar di radio kita

Tapi, lagu ini banyak yang suka..

Orang lain yang bodoh apa telingaku yang terlalu selektif

Atau,

Bodo ah!!, yang penting jangan putar lagu busuk itu!!



Tanpa Judul

Nuansa…

Nuansa….

Nuansa….

Nuansa….

Aku butuh nuansa untuk memperbaiki hidupku yang monoton..



Megadeth and Misfits

Sangat berarti buatku……



Tai Ledig

Ada ludwig van johansen

Entah siapa itu aku juga tak tahu

Terlintas aja namanya dikepalaku

Ada bedil

Bahasa jaman baheula yang artinya senapan

Ada juga…, tai ledig.

Mengingatkanku sama teman sejalan bernama Sidik

Pinginnya dipanggil Shit Fuckin Dick

Biar keren katanya…

Biar nginggris

Tapi..,

Lama-lama kalo diliat mukanya kaya tai ledig



Masih Percaya Sama Mereka?

Puritan

Masih adakah itu

Apa hanya tinggal sebutan saja

Bagiku tak ada lagi yang suci

Sorban dan cadar itu hanya penutup

Untuk menutupi kebusukan mereka

Yang lebih busuk dariku yang pendosa ini.

Mengapa…,

Karena aku tak pernah munafik seperti mereka

Mereka yang membawa-bawa kalimat Tuhan untuk…

Berkuasa

Menindas dan,

Membunuh….




The Kunyux

Phitecantropus Erectus = Monyet berjalan tegak

Cro Magnon = Monyet berjalan tegak yang sudah bisa mikir dikit

Homo Sapiens = yah, kite kite ini dong hehehehehe………..



tentunya Ikzer anadrev yang buat . PAda tanggal 18 Februari 2006 setelah 11 jam menguasai opini publik di 400 kota di Indonesia.

CORRUPTION UNDERCOVER

I

Hei, lo mau nyuruh gue korupsi!!

Seperti biasa gue selalu minta bon ketika mengisi bensin motor gue. Yah…, seperti biasa juga bon bensin ini gue serahkan ke sekretaris redaksi untuk diklaim. Seperti biasa gue selalu mengingatkan petugas pom bensin agar mencatat bon itu dengan semestinya. Tapi sekali waktu gue lupa dengan kebiasaan itu, petugas pom bensin itu dengan tampang tanpa dosa menyerahkan bon kosong kepada gue. Kontan aja gue teriak ,”Hei, lo mau nyuruh gue korupsi!!!”. Dengan senyum kecut petugas pom bensin itu kemudian mengambil bon itu dari tangan gue dan mencatat bon itu. Hmmm…, petugas pom bensin aja memberi ruang kepada kita untuk korupsi.

II

Kuitansinya dilebihin mbak?

Waktu itu gue nemenin cewek gue ke klinik karena dia demam tinggi. Setelah diperiksa dokter dan dinyatakan positif typhoid alias tipus, kami pergi ke kasir untuk menebus resep. Petugas kasir kemudian menanyakan kepada cewek gue, “Kuitansinya dilebihin mbak?”. Syukurlah, cewek gue gak punya bakat koruptor, dia kemudian mengatakan ,“nggak usah mbak”.

III

Perlu dibantu?

Waktu itu sang Presiden berjanji untuk memberantas pungli. Pada saat yang sama teman baik gue , Goro dan Jimi lagi kesal karena mereka masing-masing telah habis Rp.600.000,- untuk mendapat SIM C, padahal tarif resmi untuk SIM C Cuma Rp.90.000,-. Entah mengapa kebetulan sekali, besoknya gue dapat tugas dari koordinator liputan gue untuk memantau pelayanan pembuatan SIM di Samsat DKI Daan Mogot. Pagi-pagi sekali gue arahkan “supri” ( nama panggilan untuk motor gue) ke Daan Mogot. Semsampainya di sana gue sudah ditodong oleh petugas parkir dengan kalimat, ”mo buat SIM boss, perlu dibantu?”. Gue kemudian jawab “makasih mas, sudah ada yang bantu koq”. Bukan hanya itu, ketika gue lagi parkirin motor gue, seorang ibu penjual pensil menghampiri gue dengan kalimat yang sama,”perlu saya bantu mas”. Gue jawab lagi,”ndak usah bu,terima kasih”. Sayang gue gak bisa menelisik lebih jauh praktek-praktek jahanam itu karena gue harus on air untuk laporan tanya jawab dengan penyiar. Gue ungkapkan aja semua yang terjadi di halaman gedung Samsat itu. Dari tukang parkir, tukang jual pensil, penjaga WC umum semuanya rangkap jabatan sebagai calo. Sayang gue belum sempat tahu apa yang terjadi di dalam gedung Samsat itu sehingga Jimi dan Goro harus habis banyak uang untuk mendapatkan SIM yang seharusnya merupakan hak mereka sebagai warga negara.

IV

Dipalak untuk mendapatkan hak

Suatu hari gue meliput acara diskusi di sebuah kafe. Begitu gue masuk ke kafe itu seorang wakil rakyat sedang berbicara. Si wakil rakyat ini berkata,”Kalau lagi bikin SIM anda dimintain duit itu bukan korupsi karena saat itu anda sedang berjuang mendapatkan hak anda, itu ada dalilnya”. Begitu gue dengar bacot gue yang sering tak bisa dijaga ini kemudian berkata “gawat, masa kita harus dipalak untuk dapetin hak kita!!”.

Untuk aku, dia dan dia yang belum tercipta

Pagi itu, mata baru terbuka.
Aku menghubungi dia
‘Tuk ingatkan jangan lupa berkomunikasi dengan Causa Prima

Pagi itu, aku ingat telah berjanji satu hal pada diriku
Kendalikan hasrat, jangan biarkan itu merusak semua impianmu
Walau berat aku tetap lakukan.

Untuk aku, dia dan dia yang belum tercipta

Aku terlayang , jutaan jam yang lalu Dewa Bachae menjadi Tuhanku
Aku menyembahnya untuk selinting daun ketawa
Aku menyembahnya untuk sebotol air kata-kata
Aku menyembahnya untuk sesosok tubuh yang bertuliskan “Rent for your pleasure”

Jutaan jam yang lalu
Tak terbersit di jaringanku kalimat “untuk dia dan dia yang belum tercipta”
Hanya ada aku , aku dan aku dan semuanya untuk aku

Jutaan jam yang lalu
Aku tak berpikir untuk milyaran jam ke depan
Kini aku siap dengan akibat itu semua
Tapi aku harap niat baik akan membawa sebuah obor ‘tuk memanduku
Memanduku melihat jurang-jurang buatanku sendiri.

Ini semua untuk aku, dia dan dia yang belum tercipta

Ikzer Anadrev, at 101205

horraaaayyyy it's a human right day!!!

Sebentuk Kehidupan

Ilmu memberi kita kekuatan

Setelah itu karir datang dan..

Itu adalah pembebasan

Sekarang..

apa harga dari sebuah kehormatan ?

Jika aku punya botol

Kusobek wajahku dengan botol itu

Agar aku tak lupa darimana ku berasal

Kita tak pernah bicara soal cinta

Kita hanya mabuk kepayang

Dan., kita tak pernah bisa mendapat cinta

Karena ini sudah berakhir

Sebentuk kehidupan

Aku berharap punya botol

Kulukai wajah cantikku ini

Agar aku tak lupa siapa diriku………

Ikzer Anadrev, july 12th 2005

Disadur dan diterjemahkan dari lagu Manic Street Preachers "Design For Life"

Veux Da Machina I

Layar itu masih masih mempertontonkan hal yang sama

Wajah-wajah manis berbungkus pakaian gemerlap

Paha mulus dan tonjolan dada yang merangsang hormon testosteronku

Gaya hidup yang mahabeli

Beli,beli,beli dan beli

Belanja adalah ritualku…, Uang adalah agamaku

Televisi adalah Tuhanku

Aku adalah HambaMu

Aku akan melakukan apa saja yang Engkau perintah

Aku akan contoh apa yang Engkau persembahkan

Beli,beli,beli dan beli

Uang,uang,uang dan uang

Semakin menggunung uang itu…

Semakin aku menjadi umatMu yang taat

Aku akan belanja sebanyak yang aku bisa…

Ikzer Anadrev at May 28th 2002

Veux Da Machina II

Kuil itu menggodaku…

Penuh dengan peralatan sembahyang

Tempat aku beribadah kepadaMu

Aku akan beribadah sekhusyuk mungkin ya Televisi ku yang Maha Agung

Semoga Kamu memotivasiku untuk terus kerja dan bekerja

Aku bekerja semata-mata untukMu ya Televisiku yang Maha Besar

Agar aku bisa terus beribadah di kuil itu

Membeli peralatan sembahyang yang trendy

Membeli makanan yang sedang trend di kuil itu

Semuanya aku lakukan semata-mata hanya untukmu

Karena aku adalah hamba sahayaMu

Karena aku adalah milikMu…..

Ikzer Anadrev at May 28th 2002

Gelat Master Kakakku

Rantai berat itu telah lama mengikat pinggangmu. Setiap hari engkau harus berjalan seolah mendaki untuk menyeret rantai yang berat yang menjulur hingga ke bumi. Keringat bercucuran di sekujur tubuh. Pinggangmu pun telah lama luka akibat rantai itu. Lukamu itu telah memborok dan busuk. Lukamu itu membuatmu bertemperamen tinggi. Bak harimau yang terluka, kamu cepat berang dan menyerang siapa saja yang mengganggumu.

Namun kamu selalu kalah akibat bebanmu terlalu berat. Rantai itu terlalu berat buatmu. Rantai itu bukanlah kebangganmu.

Aku teringat disaat kau baru menerima rantai itu. Kamu tertawa girang dan terus memandangi rantai itu. Rantai berkilat yang baru saja menjadi bagian dari dirimu.Engkau berlari ke selatan , ke utara, ke barat dan ke timur untuk memamerkan rantaimu itu. “Hai....,Aku telah menjadi orang” ,kamu bilang. Seolah engkau anggap engkaulah orang tersukses di dunia ini. Tapi, beberapa waktu kemudian engkaupun capek untuk terus-terusan berbangga terhadap rantai itu. Orang-orang itu terus-terusaan menginjak rantaimu yang kian panjang itu. Pinggangmu pun telah luka akibat rantai yang bertambah berat itu.

Teman, pada dasarnya dirimu tidak bertambah barang sesenti pun. Kamu tetap kamu yang dulu. Rantai itu keberatan buatmu. Kamu harus bisa mengimbangi beratnya rantai itu. Bapak tua yang berkumis dan berambut putih itu pernah berkata “Jangan pernah bangga dengan kesuksesanmu, Tapi banggalah kepada dirimu jika kamu telah dianggap bernilai bagi orang lain”.

Ikzer Anadrev at

June 27th, 2002

Coretan Gila

orang gila……

begitu orang-orang memanggilku

mereka pasti menjauh bila melihatku

anak kecil langsung lari kucar kacir begitu melihatku

tapi ada juga yang langsung melempariku dengan batu

dan mengejekku sambil berteriak,

ORANG GILA!!!, ORANG GILA!!!!!!!

entah siapa yang gila, aku atau mereka

anggota DPR

baku
hantam di parlemen

pakai acara naik-naik meja segala

mereka tak tahu malu

mereka sudah gila….

tapi tak pernah dibilang gila

para pejabat korupsi berjama’ah

perbuatan mereka benar-benar gila

maling uang rakyat yang gila-gilaan

jangankan dibilang gila,

hukum saja susah menyentuh mereka

aku yang terduduk disini,

di emperan toko tak bisa berkata apa-apa

aku hanya orang gila

aku hanya bahan tertawaan

aku hanya momok bagi orang-orang

aku hanya sampah

tapi aku tak segila anggota DPR yang hobi berkelahi

aku tak segila para pejabat yang rakus seperti babi

aku hanya korban kebiadaban orang waras

Ikzer Anadrev pada suatu malam di 2005 sehabis pulang liputan

Drakula Termarjinalkan

Nosferatu, Nosferatu, Nosferatu

Orang-orang itu bergidik ketakutan melihatku

Mereka lari ketakutan tak tentu arah

Malam itu aku terbangun kelaparan

Haus.......

Lapar.......

Lemas.....

Emosiku tak terkendali

Marah.........

Aku murka terhadap mereka yang tidak mengerti,

Tidak mengerti keadaanku

Aku hanya meminta kepada mereka untuk mencari darah

Setetes darah pun cukup untuk memulai kehidupanku

Tapi, mereka lari tunggang langgang melihatku

Aku memang menyeramkan, menakutkan dan,

Cukup membuat bulu kuduk merinding

Tapi, aku tidak akan menyakiti mereka

Apalagi menyedot darah mereka

Aku cukup menghargai kehidupan

Aku pun tahu mereka juga berhak hidup

Sepertiku............

Sepertiku yang terlahir dan kemudian mati...

Dan kemudian kekal dalam wujud yang berbeda

Namun .....

Apa boleh buat

Seonggok daging tak bernyawa yang meliputiku ini

Tidak pernah dihargai sebagai makhluk

Terpaksa aku tidak menghargai hidup mereka.......

Ikzer Anadrev at

June 27th ,2002

Manusia Dengan Barcode Ditengkuknya

Tak ada inspirasi, tak ada sentuhan, tak ada rasa, hanya sekumpulan energi. Diam, kosong tanpa ekspresi hanya jari yang terus bergerak di papan kata. Rasa itu sudah terbuang saat tanda tangan terbubuh di selembar kertas. Berputar-putar di kandang beroda seperti marmut. Tak henti,tak henti sampai lelah dan mati…..

Ikzer anadrev at

April 13th 2005