Suatu waktu di Sembahsimbol hiduplah seorang pria bernama Toti. Ia adalah salah satu pria paling beruntung di negeri Sembahsimbol. Hidupnya berkecukupan, punya istri cantik dan seorang anak yang sehat. Toti adalah anak tunggal dari seorang pejabat tersohor bernama Antarsana. sejak kecil Toti hidup penuh kebahagiaan, tak pernah ia sedikitpun kekurangan. Ibu kandung Toti, Nursini semenjak kecil memberikan kasih sayang yang cukup kepada Toti. Ayah Toti, Antarsana juga memberikan apapun yang Toti mau.
Selepas tamat sekolah menengah, Toti ingin melanjutkan sekolahnya di negeri seberang. Toti yang gemar perangkat teknologi tinggi ini memilih untuk melanjutkan studi di Conquerico, negara yang sangat maju di seberang lautan Gogimori. Antarsana tentu saja mengabulkan permintaan Toti. Maka berangkatlah Toti ke Conquerico untuk melanjutkan studinya.
Lima tahun pun berlalu, Toti kembali pulang ke kampung halamannya. Ia ingin nmenerapkan ilmu yang diperolehnya dari Conquerico, tapi ia tak mau bekerja, melainkan membuka usaha sendiri. Toti berkata kepada ayahnya , "Aku tak mau bekerja dengan orang lain, aku tak bisa diperintah orang, aku mau buka usaha sendiri!". Ayahnya kemudian memberikan modal untuk buka usaha. Dengan bantuan ayahnya akhirnya Toti buka usaha yang berbasis pengembangan teknologi disemua sektor. Toti bukan hanya dapat bantuan modal, tetapi juga bantuan proyek dari ayahnya. Antarsana adalah orang yang sangat berpengaruh di Sembahsimbol. Sebagai tangan kanan Jendral Dosomuko sang penguasa Sembahsimbol, tak seorangpun yang bisa menolak permintaan Antarsana. proyek-proyek pengembangan teknologi negeri Sembahsimbol pun terus-terusan jatuh ke tangan Toti, perusahaan Toti kian berkembang pesat. Tapi perkembangan usaha itu tak dibarengi dengan perkembangan pemikiran Toti. Toti mulai malas-malasan, ia merasa apapun yang ia lakukan akan mendapat bantuan ayahnya. Toti lebih memilih untuk bersenang-senang ketimbang memikirkan perusahaannya. Ia lebih senang plesiran ketimbang datang ke kantornya. Ia berpikir semua usahanya bisa ditangani oleh para karyawannya. "Kalau ada problem pasti akan dibantu oleh ayah", pikir Toti.
Namun situasi dunia berubah, peristiwa besar menimpa Sembahsimbol. Jendral Dosomuko yang puluhan tahun menjadi diktator menakutkan di Sembahsimbol akhirnya dijatuhkan oleh kelompok oposisi. Jendral Dosomuko akhirnya dipenjara, seluruh hartanya disita. Antarsana juga mengalami nasib serupa, ia dipenjara karena terbukti melakukan korupsi. Perubahan drastis di Sembahsimbol ternyata berdampak pada perusahaan Toti. Kudeta besar-besaran menjatuhkan Dosomuko mengakibatkan kerusakan besar di Sembahsimbol. Rencana rehabilitasi kembali Sembahsimbol ternyata tak menolong usaha Toti. Ia yang selama ini mendapatkan proyek dari ayahnya ternyata tak bisa "beraksi" medapatkan pelanggan tanpa bantuan ayahnya. Toti tak pernah belajar melobby, Toti juga tak pernah tahu bagaimana trik mendapatkan tender dan bagaimana berpromosi. akhirnya Toti terus-terusan kalah dari kompetitornya. Toti ternyata juga tak bisa mengatur keuangan. Akhirnya ia bangkrut dan terlilit hutang.
Dua tahun sudah Dosomuko jatuh. Antarsana akhirnya meninggal di penjara karena sakit keras. Wafatnya Antarsana ini membuat Toti sangat terpukul. hidupnya semakin hancur. Toti akhirnya terperangkap dalam gaya hidup mabuk-mabukan. Istrinya minta cerai karena tak tahan dengan kelakukan Toti yang selalu main tangan. Sebenarnya Toti pernah berusaha untuk bangkit lagi dan memulai usaha. Ia pernah mencoba usaha buka warung makan, pernah juga buka usaha depot minuman ringan. Tapi Toti tak tekun menjalaninya, sebenarnya Toti gengsi menjalankan bisnis yang dia anggap "receh" itu. Toti juga pernah mencoba bekerja dengan orang lain, tetapi ia dipecat karena tak punya etos kerja yang baik. toti terus menumpang bersama ibunya. Setiap hari ia terus memaksa minta uang kepada ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Satu persatu harta benda peninggalan ayahnya dijual untuk mengongkosi gaya hidupnya yang mahal . Setiap ditanya kemana saja ia membelanjakan uangnya, Toti hanya berkata,"untuk melobby pejabat agar dapat proyek!". Tapi semuanya itu tak kunjung membuahkan hasil. Yang ada harta peninggalan Antarsana semakin berkurang.
Suatu hari Arbeisonit, adik Antarsana dari negeri Mutarkulit bertandang ke Sembahsimbol. Arbeisonit kemudian mengunjungi kakak iparnya Nursini. Betapa terkejutnya Arbeisonit melihat keadaan rumah peninggalan Antarsana yang nyaris kosong melompong. Nursini pun menceritakan seluruh kejadian yang menimpanya. Betapa marahnya Arbei mendengar cerita Nursini soal kelakuan Toti. Arbei kemudian bertemu Toti dan menasehati Toti. tapi apa yang didapat, Toti malah marah menjadi-jadi dan menuduh Arbei lancang mencampuri urusannya. Betapa terkejutnya toti menyadari ibunya juga tak mau lagi membantunya. Nursini mengatakan "ini saatnya aku memberi pelajaran untukmu!". Toti akhirnya angkat kaki dari rumah ayahnya. tapi dasar Toti culas, ia angkat kaki dari rumah ayahnya sembari membawa dua bongkah emas harta benda ayahnya, padahal itu adalah segelintir harta yang tersisa.
Nursini hanya bisa menangis melihat kelakuan anaknya. Kini Nursini tak punya apa-apalagi. Nursini bahkan tak bisa menjual rumahnya, karena surat-surat rumahnya juga diambil oleh Toti. Nursini kini terpaksa hidup sangat sederhana dengan mengandalkan uang pensiunan Antarsana yang tak seberapa.
sementara Toti..., entah dimana ia kini. Mudah-mudahan saja dengan kepergiannya, ia bisa menjadi orang yang independen, kita lihat saja nanti. To Be Continued
Ikzer Anadrev At Wartel Kompleks Deplu Ciledug 260606
Jumat, 24 Agustus 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar