Jumat, 24 Agustus 2007

Gelat Master Kakakku

Rantai berat itu telah lama mengikat pinggangmu. Setiap hari engkau harus berjalan seolah mendaki untuk menyeret rantai yang berat yang menjulur hingga ke bumi. Keringat bercucuran di sekujur tubuh. Pinggangmu pun telah lama luka akibat rantai itu. Lukamu itu telah memborok dan busuk. Lukamu itu membuatmu bertemperamen tinggi. Bak harimau yang terluka, kamu cepat berang dan menyerang siapa saja yang mengganggumu.

Namun kamu selalu kalah akibat bebanmu terlalu berat. Rantai itu terlalu berat buatmu. Rantai itu bukanlah kebangganmu.

Aku teringat disaat kau baru menerima rantai itu. Kamu tertawa girang dan terus memandangi rantai itu. Rantai berkilat yang baru saja menjadi bagian dari dirimu.Engkau berlari ke selatan , ke utara, ke barat dan ke timur untuk memamerkan rantaimu itu. “Hai....,Aku telah menjadi orang” ,kamu bilang. Seolah engkau anggap engkaulah orang tersukses di dunia ini. Tapi, beberapa waktu kemudian engkaupun capek untuk terus-terusan berbangga terhadap rantai itu. Orang-orang itu terus-terusaan menginjak rantaimu yang kian panjang itu. Pinggangmu pun telah luka akibat rantai yang bertambah berat itu.

Teman, pada dasarnya dirimu tidak bertambah barang sesenti pun. Kamu tetap kamu yang dulu. Rantai itu keberatan buatmu. Kamu harus bisa mengimbangi beratnya rantai itu. Bapak tua yang berkumis dan berambut putih itu pernah berkata “Jangan pernah bangga dengan kesuksesanmu, Tapi banggalah kepada dirimu jika kamu telah dianggap bernilai bagi orang lain”.

Ikzer Anadrev at

June 27th, 2002

Tidak ada komentar: